Inilah Prosesi Tujuh Bulanan Adat Jawa yang Wajib Dilakukan

Inilah Prosesi Tujuh Bulanan Adat Jawa yang Wajib Dilakukan

8 Oktober 2019 Off By Fitri Febriani

NESIATIMES.COM – Adat Jawa memang banyak memiliki ciri khas yang unik, salah satunya Upacara Mitoni atau Tingkeban. Hanya beberapa yang masih pakai tradisi ini agar tetap melestarikan budaya tersebut.

Upacara Tingkeban atau Mitoni merupakan prosesi adat untuk ibu hamil yang sudah mengandung selama tujuh bulan tujuannya untuk memohon kepada Tuhan yang Maha Esa supaya calon bayi dan ibu selamat ketika melahirkan.

“Adat ini dilakukan karena salah satu bentuk kepercayaan kita terhadap yang maha kuasa yang melancarkan segala urusan dan juga sebagai bentuk menghargai budaya leluhur” Kata Alifia Rahmadanty, yang di wawancara oleh NESIATIMES.COM, pada Senin (07/10/19).

Berikut beberapa prosesi yang dilakukan saat tradisi Mitoni atau Tingkeban:

  • Siraman

Dalam prosesi siraman ini bertujuan untuk mensucikan lahir batin sang ibu dan calon bayi, yang dilakukan oleh keluarga terdekat sebanyak tujuh orang, salah satunya orang tua dan suami dari sang ibu hamil.

Kemudian air yang digunakan dalam prosesi siraman ini berasal dari tujuh mata air yang berbeda dan campuran bunga tujuh rupa. Lalu, dalam siraman menggunakan gayung batok kelapa.

  • Upacara Ganti Pakaian

Pada acara ini calon ibu akan memakai kain dan kebaya 7 macam. Kemudian, saat mengganti pakaian sebanyak 6 kali tujuannya untuk mendapatkan jawaban dari ibu-ibu apakah sudah pantas atau belum.

Setelah, calon ibu mengganti pakaian yang ke tujuh kali dengan kain lurik motif sederhana, maka ibu-ibu akan mengatakan pantas dengan pakaian tersebut.

  • Upacara Angrem

Setelah upacara ganti pakaian, si calon ibu akan duduk ditumpukan baju dan kain yang tadi habis dipakai. Mempunyai simbol agar calon bayi dapat lahir cukup bulan.

  • Upacara Mecah Kelapa

Acara ini dilakukan oleh si calon nenek membawa dua kelapa gading yang masing-masing digambari tokoh Wayang Kamajaya dan Kamaratih.

Lalu, calon ayah memilih kedua kelapa gading tersebut untuk mengetahui jenis kelamin dari si calob bayi pria atau wanita. Hal ini hanya berupa pengharapan saja, belum tentu menjadi suatu kenyataan.

  • Dodol Rujak

Dalam acara ini, calon ibu membuat rujak yang didampingi oleh sang suami, dan para tamu akan membelinya dengan menggunakan kereweng sebagai mata uang. Makna ini supaya calon bayi yang dilahirkan mendapatkan rezeki yang berlimpah dan bisa menghidupi keluarganya kelak.

(EFG/FITRI)