Kisah Kyai Pamor, Meteorit Ratusan Tahun yang Disimpan Keraton Solo

Kisah Kyai Pamor, Meteorit Ratusan Tahun yang Disimpan Keraton Solo

20 November 2020 Off By MISIATI

NESIATIMES.COM – Beberapa hari terakhir media dihebohkan dengan penemuan jatuhnya meteorit di Tapanuli Tengah.

Seorang warga yang rumahnya tertimpa meteorit itu bak mendapatkan durian runtuh.

Meteorit seberat 1800 gram yang menimpa rumahnya itu ia jual dengan harga yang terbilang fantastis.

Peristiwa jatuhnya meteorit ke daratan Indonesia ternyata juga pernah terjadi sebelumnya.

Meteorit Kanjeng Kyai Pamor

Peristiwa itu terjadi pada era awal berdirinya Keraton Kasunanan Surakarta dan meteorit itu masih disimpan hingga kini.

Meteorit itu bernama Kanjeng Kyai Pamor, Keraton Solo sendiri yang memberikan nama itu.

Meteorit Kanjeng Kyai Pamor telah dijadikan benda sakral oleh pihak keraton.

Selama ini, ada ritual khusus setiap Senin dan Kamis yang dilakukan untuk Kanjeng Kyai Pamor.

Benda langit yang berusia ratusan tahun tersebut ditempatkan di sebuah tempat khusus pada bagian utama Keraton Kasunanan Surakarta.

Tempat tersebut hanya dapat diakses oleh orang-orang tertentu, bahkan foto dan lokasi tepatnya tidak dapat diekspos sembarangan.

“Letaknya di Bandengan. Pada masa Pakubuwono IX, dibangun cungkup khusus untuk Kyai Pamor,” ujar Wakil Pengageng Sasana Wilapa, KRA Dany Narsugama, saat dihubungi, Jumat (20/11/2020) dikutip dari detikcom.

Dany menceritakan, pada tahun 1700-an setelah Keraton Kasunanan Surakarta berdiri, meteorit tersebut mendarat di kawasan Prambanan.

Batu meteor tersebut pecah menjadi dua bagian dan terdapat juga serpihan-serpihan kecil.

“Yang bongkahan kecil, pada 13 Februari 1784 diambil atas perintah Raja Pakubuwono III dibawa ke keraton. Konon sebesar buah kelapa. Pecahan besar pada 12 Februari 1797, atas perintah Pakubuwono IV dibawa ke keraton, besarnya kira-kira 1 meter kubik,” kata Dany.

Dany menyebut, serpihan-serpihan meteorit itu dulu bisa dimiliki masyarakat.

Seperti yang ia ketahui, pada Tahun 1935 ada masyarakat yang memperdagangkan pecahan meteorit.

Dahulu ditukar dengan nilai emas, perbandingan 1 gram serpihan senilai dengan 2 gram emas.

Terdapat juga masyarakat yang menggunakan meteorit tersebut sebagai bahan pembuatan keris.

Selain itu, serpihan meteorit itu juga pernah diteliti di Badan Tenaga Nuklir (Batan) Yogyakarta.

Kemudian, diketahui batu tersebut adalah iron meteorit dengan kandungan kapur, titanium, besi, dan niobium.

(MEL/MIS)