Jakarta Dihantui Sulitnya Akses Air Bersih  Serta Bayang – Bayang Tenggelam

Jakarta Dihantui Sulitnya Akses Air Bersih Serta Bayang – Bayang Tenggelam

29 Juli 2019 Off By Petrus C. Vianney

NESIATIMES.COM, – Jakarta merupakan “jantung” pembangunan yang ada di Indonesia dalam segala bidang, mulai dari infrastruktur, ekonomi, sampai pemerintahan pun ada di Jakarta. Segala aktivitas pun dilakukan di sini, namun tanpa kita sadari faktor lingkungan kerap kali diabaikan oleh siapapun. Salah satunya ialah tentang kualitas air bersih yang ada di Jakarta.

Air yang berwarna coklat dan licin (Sumber : Kompas.com)

Berdasarkan pengakuan warga daerah Rawamangun, Jakarta Timur di sana airnya tidak layak konsumsi, bahkan tidak layak lagi digunakan untuk mandi karena berminyak, berwarna coklat dan licin. Sementara itu, warga kelurahan Tomang, Jakarta Barat mengaku lebih menggunakan air PDAM daripada air tanah, karena air tanah di daerah tersebut sudah tidak bisa digunakan lagi untuk kebutuhan sehari-hari apalagi untuk minum.

Keadaan tersebut, sangat memprihatinkan bagi warga DKI Jakarta, mereka mempunyai pilihan yang sulit. Mengonsumsi air tanah yang tidak layak atau berebut air PDAM. Sementara industri atau perusahaa besar, menggunakan pompa air tanah dalam dengan kemampuan finansial dan teknologinya dalam kapasitas yang cukup besar.

Tanggul di Kampung Muara Baru (Sumber : MSN.Com)

Sama halnya dengan kondisi yang dialami oleh warga  kampung Muara Baru, Jakarta Utara. Selain sulit mendapatkan akses air bersih, mereka juga harus mengumpulkan uang untuk meninggikan tempat mereka dari terpaan air laut. Warga kampung Muara Baru sudah bersahabat dengan rob (banjir air laut) dimana hanya tanggul setinggi 2,5 meter yang memisahkan mereka dari air laut yang mulai meninggi ketimbang tempat tinggal mereka.

“Jakarta tenggelam sejak pembangunan besar- besaran tahun 1975 dan memang setelah diukur ternyata permukaan tanah di Jakarta turun terus dan setiap tahunnya bervariasi mulai dari 1 – 2 meter per tahun, kalau dipersentasikan penurunan akibat air tanah bisa mencapai 70- 80%, akibat beban sekitar 10%,”  tutur Heri Andreas selaku Divisi Riset Ahli Geodesi ITB

Jadi, apa langkah nyata dari pemprov DKI guna mengatasi masalah air bersih yang masih sangat dibutuhkan oleh warga ibukota? Lalu bagaimana dengan pergeseran tanah oleh air laut yang menyebabkan air mulai meninggi setiap tahunnya? Mempertahankan pola yang sudah berjalan dengan bayang- bayang tenggelam di hari kemudian.

(EFG/ PETRUS C. VIANNEY)