Tak Pernah Terlambat Untuk Belajar, Nenek Ini Lulus S2 Umur 90 Tahun

Tak Pernah Terlambat Untuk Belajar, Nenek Ini Lulus S2 Umur 90 Tahun

30 Juli 2019 Off By Redaksi

AUSTRALIA – Nenek Australia Ini Lulus S2 Usia 90 Tahun Melbourne, hal ini membuktikan bahwa tidak kata terlambat untuk belajar.

Tepuk tangan yang sangat meriah ketika nama Lorna Prendergast dipanggil dalam upacara wisuda salah satu universitas terbaik di Australia University of Melbourne tepat pada hari Sabtu (27/07/2019).

Tidak pernah terlalu tua untuk belajar Lorna Prendergast lulus dari University of Melbourne di usia 90 tahun dengan gelar Masters of Ageing.

Tesisnya  berfokus pada musik yang menurut-nya bisa membantu penderita dementia

Meskipun bukan sebagai wisudawan terbaik namun nenek berusia 90 tahun ini mendapatkan gelar Master di bidang ilmu mengenai lansia. Dalam proses wisuda beliau didampingi cucu perempuannya.

Berasal dari sebuah kota kecil Bairnsdale, sekitar 300 km sebelah timur Melbourne, Lorna berharap kisahnya bisa menjadi inspirasi bahwa kita tidak pernah terlalu tua untuk belajar sesuatu. Bukan saja menjadi lulusan tertua yang hadir di gedung bersejarah Royal Exhibition Building di Melbourne, Lorna juga menjalani seluruh proses pendidikan S2-nya lewat internet.

“Saya semakin ingin agar yang lain juga mewujudkan mimpi mereka,” katanya.
“Tidak seorang pun yang terlalu tua, jangan mengeluh ‘sudah terlalu tua, tak bisa melakukan apa-apa lagi’,” tambahnya.
“Tidak ada kata ‘tidak bisa’ di dalam kamus (saya),” kata Lorna.

Lorna Prendergast hadir dalam wisuda di Melbourne ditemani oleh cucunya. (ABC News: Danielle Bonica)

Terinspirasi untuk belajar Lorna Prendergast memutuskan untuk belajar lagi setelah suaminya Jim yang sudah dinikahinya selama 64 tahun, meninggal.

Jim adalah seorang seniman yang suka dengan hal-hal berkenaan dengan dunia penerbangan. Setelah melewati masa berkabung selama setahun, Lorna memutuskan bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk melanjutkan hidupnya.
Dan setelah dia melihat tayangan ABC mengenai program sains bernama Catalyst dia memutuskan untuk melakukan apa yang dikehendakinya.

“Waktu itu saya berpikir, apa yang harus saya lakukan? Dan kebetulan saya menonton TV, dan ada program mengenai kegunaan musik untuk membantu mereka yang mengalami demensia,” katanya

“Saya ingin tahu lebih banyak mengenai hal ini, karena saya punya pengalaman di rumah lansia, bagaimana musik membantu penghuni di sana.” tuturnya.

Kegunaan musik dalam membantu penderita demensia untuk mendapatkan kembali sebagian ingatan mereka menjadi bagian dari studi Lorna.

Hadirin memberi tepuk tangan meriah ketika nama Lorna Prendergast dipanggil untuk diwisuda. (ABC News: Danielle Bonica)

Mulai belajar lagi di usia hampir 90 tahun lewat proses belajar jarak jauh membuat Lorna harus menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi.

Namun Lorna yang pernah sebelumnya bekerja di perpustakaan dan sebagai petugas penghubung telepon tersebut, dia merasa semua itu menjadi tantangan bagi dirinya.

“Salah satu hal yang perlu penyesuaian lebih lama adalah ketika saya harus mencari foto untuk membuat presentasi, saya memerlukan waktu lebih lama.” kata Lorna.

“Tetapi kami memiliki tim IT yang bagus di sini dan mereka banyak sekali membantu saya.” tuturnya.

Pembimbing Lorna, Associate Professor Rosemary McKenzie, mengatakan Lorna Prendergast telah menjadi ‘inspirasi’ bagi yang lain. Dengan saat ini satu dari tujuh warga Australia berusia di atas 65 tahun, dan populasi yang semakin menua, Prof McKenzie mengatakan dia memperkirakan akan lebih banyak lagi warga lansia melanjutkan pendidikan di universitas.

“Dia memiliki semangat untuk belajar seumur hidup, dia salah satu mahasiswa paling awal yang mengikuti program online.” kata Prof McKenzie.
“Dia bisa melewati semuanya dengan baik, menguasai materi, teknologi dan juga belajar jarak jauh.” lanjut Prof McKenzie.

Sekarang dengan sudah diwisuda, Lorna Prendergast mengatakan dia akan rehat dulu sebelum memutuskan apa lagi yang akan dilakukannya.

“Anak perempuan saya mengingatkan saya dengan pendapat pengarang Inggris CS Lewis yang mengatakan ‘kita tidak pernah terlalu tua untuk bermimpi’ untuk terlibat dalam proyek lainnya.”
“Dan saya percaya dengan hal itu, namun jangan tanya sekarang apa proyek tersebut, namun pasti akan ada setelah saya beres-beres di rumah dulu,” katanya.

 

EFG/Sumber ABC News)