Tak Terima Anaknya Dikeluarkan, Wali Murid Mengamuk di Pesantren

Tak Terima Anaknya Dikeluarkan, Wali Murid Mengamuk di Pesantren

4 Maret 2020 Off By NANAHARASUYA

NESIATIMES.COM — Sejumlah wali murid mendatangi Pondok Pesantren Al Mujtahadah Pekanbaru, Riau, karena tidak terima anaknya dikeluarkan dari pesantren.

Video viral diunggah beberapa akun media sosial. Salah satunya diunggah akun Facebook Video Viral FB.

Berikut isi tulisan dalam video yang tersebar tersebut:

Viral Wali Murid mengamuk…

Pondok Pesantren Asuhan Rektor UIN Suksa Riau, Prof. DR. H. AkhmadMujahidin, Pesantren Al-Mujtahadah, Jl. Handayani, Gang Ros, Marpoyan Damai, Pekanbaru, diamuk wali santrinya yang datang beramai-ramai.

Infonya, santri yang bersangkutan dikeluarkan dari pondok, karena diduga melanggar aturan pondok, tapi orangtuanya protes.

Hingga sampai begitu kejadiannya.Tapi Ustazdnya terlihat diam saja walau ditunjuk-tunjuk begituan.

Dalam video berdurasi 6 menit 3 detik, tampak seorang pria wali murid santri mengamuk dan memarahi seorang guru pesantren.

Namun, guru tersebut hanya diam dan tertunduk. Kemudian, wali murid sambil marah-marah lalu berdiri dan menghadang guru pesantren lainnya.

Situasi pun tampak memanas. Sejumlah guru pesantren mencoba menenangkan wali murid tersebut. Kejadian tersebut dibenarkan Ustadz Riko Riusdi, selaku pembina santri Pondok Pesantren Al Mujtahadah Pekanbaru.

“Benar. Itu kejadiannya pada tanggal 27 Februari 2020 lalu hari Kamis sekitar pukul 16.00 WIB,” ucap Riko, seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (5/3/2020).

Kemudian sejumlah wali murid datang dengan membawa pengacara dan juga media.

Wali murid tersebut datang karena tidak terima anaknya dikeluarkan dari pesantren.

Salah satu santri yang dikeluarkan berinisial BR kelas 12 Madrasah Aliyah (MA). Menurut Riko, santri itu sudah sering melanggar aturan dan sulit untuk dibina.

Sehingga, pihak pesantren mengambil keputusan untuk mengeluarkan BR.

Sudah sering melanggar aturan. Aturan yang dilanggar, merokok, kabur lompat pagar lalu main warnet,” ucap Riko.

Selain BR, sambung dia, juga ada lima santri lainnya yang dikeluarkan karena tidak bisa dibina.

Namun, orang tua BR membawa wali murid lainnya datang ke pesantren untuk protes.Wali murid meminta agar anaknya tetap bisa ujian.

“Jadi saat itulah mereka datang marah-marah dan mengamuk hingga pukul saya. Tapi saya tidak melawan,” ungkap Riko.

Sementara itu, salah satu saksi mata, Joko selaku Instruktur Otomotif di Balai Latihan Kerja (BLK) Pondok Pesantren Al Mujtahadah menyebutkan, wali murid yang datang protes berjumlah sekitar enam orang.

Menurutnya, wali murid tersebut datang langsung marah-marah kepada para guru pengajar.

“Saya lihat waktu itu kejadian. Mereka datang ke sini lempar pagar pakai batu. Tapi cuma dua orang yang mengamuk. Salah satu wali murid itu juga memukul ustadz Riko,” ungkap Joko.