Ari Askhara Disebut ‘Dalang’ Dibalik Mahalnya Tiket Garuda

Ari Askhara Disebut ‘Dalang’ Dibalik Mahalnya Tiket Garuda

8 Desember 2019 Off By Redaksi

JAKARTA – Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani mengapresiasi keputusan Menteri BUMN Erick Thohir yang mencopot I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara dari kursi Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Menurutnya, Ari Askhara adalah salah satu dalang dibalik harga tiket pesawat mahal.

“Ini terus terang, saya dengan adanya pergantian dirut Garuda ini, saya sebagai Ketua PHRI dari sektor pariwisata gembira banget. Kita yang komplain paling berat karena dia dalam tanda kutip penyebabnya. Dia menciptakan dalam tanda kutip palka kartel. Dia mendikte pasar, sampai Traveloka dipencet sama dia, segala macam, enggakfair lah,” ucap Hariyadi, Kamis (5/12/2019).

Akibatnya, kata Haryadi, sampai saat ini harga tiket pesawat masih tidak kompetitif.

Jika dibandingkan dengan rute yang sama di ASEAN maupun Eropa, kita (Indonesia) lebih mahal.

“Sama-sama penerbangan 1 sampai 2 jam, kalau bicara LCC kita lebih mahal,” kata Haryadi.

Jadi, menurutnya, penyebab harga tiket pesawat mahal ini karena tidak ada kompetisi dalam industri penerbangan di Indonesia.

Padahal, jika ada kompetitor, kata Hariyadi, harga tiket pesawat akan murah dengan sendirinya.

“Enggak fair lah, rakyat dirugikan. Apalagi wilayah Timur sangat terganggu banget. Terjadi penurunan kunjungan traveler,” ujar dia.

Hariyadi mengharapkan, pengganti Ari Askhara di Garuda nanti akan membuat iklim bisnis penerbangan Indonesia menjadi kompetitif.

“Dengan adanya Pak Erick akan banyak perubahan. Optimistis,” kata dia.

Diketahui sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir telah mengumumkan pencopotan Dirut Garuda Ari Ashkara lantaran terlibat kasus kargo gelap.

“Saya sebagai Menteri BUMN akan berhentikan Dirut Garuda,” katanya di kantor Kementerian Keuangan, Kamis (5/12/2019).

Seperti diketahui bahwa Ari menjadi pemilik kargo gelap berupa motor Harley Davidson yang diselundupkan dalam pesawat anyar Garuda yang baru dikirim dari Prancis menuju Jakarta.

Petugas Bea dan Cukai Soekarno-Hatta menyita benda itu di hanggar Garuda Maintenance Facility pada 17 November lalu.

 

 

***

(EFG/AR)