BMKG Ungkap Penyebab Gempa M 6,6 Banten

BMKG Ungkap Penyebab Gempa M 6,6 Banten

15 Januari 2022 Off By Redaksi

NESIATIMES.COM – Badan meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan konferensi pers menjelaskan mengenai gempa bumi Magnitudo 6,6 yang terjadi di Pandeglang, Banten, Jumat (14/1/2022).

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyatakan gempa bumi yang terjadi akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia menunjam ke bahwa lempeng Benua Eurasia.

Ia juga menyampaikan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau akibat patahan naik.

Lebih lanjut, Dwikorita menyebutkan bahwa gempa bumi yang terjadi tidak menyebabkan tsunami terjadi.

Lokasi gempa memiliki catatan sejarah gempa dengan 8 kejadian dan/atau tsunami yang terjadi sejak tahun 1851.

Daerah yang Merasakan Getaran Gempa

Gempa terjadi di 52 km arah Barat Daya Sumur, Banten dengan 40 km.

Daerah yang merasakan dampak guncangan gempa meliputi Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.

Berikut merupakan daftar lokasi yang terdampak gempa:

1. Cikeusik dan Panimbang dengan kekuatan VI pada Skala MMI. 

Getaran dirasakan oleh seluruh penduduk dan kebanyakan dari mereka terkejut kemudian lari keluar. 

2. Labuan dan Sumur dengan kekuatan IV Skala MMI. 

Bila gempa terjadi pada siang hari terasa oleh orang banyak yang ada di dalam rumah. 

3. Tangsel, Lembang, Kota Bogor, Pelabuhan Ratu, Kalianda, Bandar Lampung, III-IV MMI. Kondisi getaran terasa sama dengan kekuatan yang terjadi pada IV Skala MMI. 

4. Anyer kekuatan III Skala MMI. 

Getaran terasa nyata dalam rumah.

5. Jakarta, Kota tangerang, Ciracas, Bekasi, Kota Bandung, Kabupaten Bogor, Kotabumi, kekuatan II-III Skala MMI. 

Getaran terasa nyata dalam rumah.

Dampak Kerusakan

Kerusakan terjadi di antaranya pada beberapa rumah warga yang ada di Kecamatan Sumur dan Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang. 

Sementara itu, hingga pukul 17.20 WIB, gempa susulan disebutkan sudah terjadi sebanyak 5 kali dengan kekuatan terbesar M 5,7. 

Dwikorita mengingatkan masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.

Masyarakat juga diimbau tetap tenang dan tidak termakan isu yang beredar yang berasal dari sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. 

(Stv/Hnm)