Inilah Sejarah dan Jenis Tari Gantar di Kalimantan Timur

Inilah Sejarah dan Jenis Tari Gantar di Kalimantan Timur

27 September 2019 Off By Fitri Febriani

NESIATIMES.COM – Indonesia memang dikenal kaya akan budaya dan tradisi nya yang memiliki nilai-nilai tersendiri di setiap daerah dari Sabang hingga Marauke.

Semua daerah memiliki ciri khas dan sejarah budaya dan tradisi yang unik, salah satu budaya yang punya keunikan adalah Tari Gantar.

Tari Gantar merupakan tarian tradisional pergaulan muda-mudi yang berasal dari Kalimantan Timur oleh Suku Dayak Benuaq dan Suku Dayak Tunjung yang ada di Kabupaten Kutai Barat.

Awalnya tari ini untuk upacara adat, terutama upacara pesta tanam padi.

Konon katanya, Tari Gantar bermula dari cerita di Negeri Dewa Nayu, yakni Negeri Oteng Doi atau Negeri Dewa Langit yang telah sebagai tempat Dewa Nirwana.

Kehidupan keluarga Dewa yang hidup tentram dan damai, yakni keluarga Oling Besi Oling Bayatn bersama istri dan kedua putrinya, Dewi Ruda dan Dewi Bela.

Lalu, datang seorang dewa bernama Dolonong Payang yang memiliki itikad buruk untuk membunuh Oling Besi karena ingin menikahi istrinya. Tragisnya, pembunuhan itu dilakukan di depan mata istri dan kedua anak Oling Besi.

Tari Gantar tidak hanya pengertian dan sejarah saja, tetapi ada jenis-jenis dari tarian ini, yaitu:

  • Gantar Rayatn

Menggunakan satu tongkat pada ujungnya diikat atau digantung tengkorak manusia yang dibungkus dengan kain merah serta dihias dengan Ibus. Di pinggang para penari terikat mandau atau parang, apabila tidak memegang tongkat, mereka melambaikan tangan mengikuti irama.

  • Gantar Busai

Jenis tari ini, penari membawa sepotong bambu yang diisi biji-bijian di tangan kanan, sementara tangan kiri tidak membawa apa-apa namun dilambaikan mengikuti irama.

Bambu ukuran 50 cm dengan diberi dua belas gelang saat menari agar bergemerincing. Tarian ini berkelompok, kadang juga ada yang “Ngloak” atau menari sambil memupuki dengan pupur basah.

  • Gantar Senak dan Kusak

Menggunakan dua peralatan taru yaitu Senak (tongkat) di tangan kiri, dan Kusak (bambu berisi biji-bijian) ditangan kanan. Dalam hal ini, Kusak dipegang dengan telapak tangan telentang dan siku ditekuk.

 

(EFG/FITRI)