Kronologi Lengkap Aksi Premanisme yang Dialami Seorang Ibu dan Anak di Pelabuhan Gunungsitoli-Nias

Kronologi Lengkap Aksi Premanisme yang Dialami Seorang Ibu dan Anak di Pelabuhan Gunungsitoli-Nias

13 Agustus 2019 Off By Redaksi

NESIATIMES.COM – Seorang Ibu yang biasa dipanggil dengan nama Junita Hasugian tidak pernah menyangka akan diperlakukan sangat miris oleh beberapa oknum yang berada di Pelabuhan Gunungsitoli – Kepulauan Nias, Sumatera Utara.

Dia menyesalkan perlakuan itu terjadi lantaran aparat TNI yang bertugas di tempat itu terkesan membiarkan dan bahkan ikut membentak Junita.

Lebih parahnya lagi, menurut pernyataan Junita, salah satu oknum yang berada di samping aparat TNI pada saat itu membentak dan memaki dia dengan nada yang sangat kasar.

KRONOLOGI KEJADIAN

Berikut ini media nesiatimes.com merangkum kronologi perlakuan premanisme yang dialami oleh Junita di Pelabuhan Gunungsitoli-Nias.

Sekitar pukul 20.30 WIB malam, Junita bersama iparnya ingin mengantarkan anaknya ke Pelabuhan Gunungsitoli yang hendak menyeberang ke Sibolga dengan kapal Viktoria.

Dari rumah, Ibu Junita bersama anak dan adik iparnya menyewa 2 unit becak untuk membawa barang-barang anaknya yang hendak di bawa ke Sibolga, sedangkan mereka menggunakan sepeda motor ke Pelabuhan.

Setibanya di gerbang depan Pelabuhan Ibu Junita membayar uang pas kendaraan, dan kemudian kendaraannya diparkirkan.

Namun setelah masuk lagi ke gerbang dalam Pelabuhan, Ibu meminta izin kepada petugas yang berjaga supaya becak yang membawa barang anaknya (3 buah karton, dan 2 buah koper) bisa masuk area Pelabuhan. Alhasil petugas tidak mengizinkan.

Tidak lama kemudian, ada satu buruh yang menghampirinya agar barang anaknya tersebut bisa di angkat ke kapal.

Tetapi karena tdak cocok harga (upah jasa) yang membawa, pada akhirnya barang itu tidak jadi diangkat. Junita mengaku uangnya tidak cukup untuk membayar orang yang akan membawa tersebut.

Junita melapor lagi ke petugas namun tidak terlalu direspon, petugas hanya mengatakan

“ya udahlah kak, dilansir saja lah” tulis Junita seperti yang diucapkan petugas.

Akhirnya mereka melansir satu persatu barang tersebut masuk area Pelabuhan menggunakan sepeda motor. Baru sekali dilansir, muncul satu orang laki-laki yang menggunakan rompi langsung mencegat, dan membentak-bentak dengan berbicara kasar. Oknum laki-laki ini tidak mengizinkan motor tersebut lewat area Pelabuhan.

Lagi lagi Junita melaporkan perlakukan ini ke petugas, tetapi petugas malah menutup setengah dari gerbang, lalu berkata demikian

“Ibu pun harusnya pikiran bahwa di sini ada kerjasama aturan unt mengangkat barang” ucap petugas.

Mendengar itu, Junita menjawab

“Saya tau pak tp yg mereka minta terlalu besar menurut saya n kebetulan uang saya tidak ada/pas-pasan” kata Junita.

Petugas itu menjawab Junita, bahwa itu bukan merupakan urusan dia.

“Itu bukan urusan saya …itu urusan Ibu” kata Petugas.

Karena mendapat perlakuan kasar seperti ini, kemudian Ibu Junita meminta perlindungan kepada salah aparat TNI yang berjaga di tempat itu. Bukan malah dibantu, tapi lagi lagi Junita di depan anak dan adik iparnya dibentak secara kasar.

Setelah aparat TNI membentak, Lebih parahnya lagi, menurut pernyataan Junita, salah satu oknum yang berada di samping aparat TNI tadi membentak dan memaki dia dengan nada yang sangat tinggi.

“Memang kontol kau anjing, orang miskin…..sok2an kau pake kapal…kalau tidak ada uangmu…benerang kau atau pake perahu kau binatang, anjing kau, babi kau, kontokau” Tulis Junita menyerupai ucapan laki-laki kasar tersebut seperti dikutip di Halaman Facebook Junita Hasugian, Selasa (13/8/2019).

Tapi apalah daya Junita hanya seorang perempuan yang tidak memiliki kekuatan. Mendapat perlakuan seperti itu sontak anaknya berteriak ketakutan melihat kearoganan buruh tersebut yang berusaha menyerang.

Para petugas dan aparat TNI yang berseragam lengkap itu, hanya bisa diam melihat perlakuan oknum buruh tersebut yang membentak-bentak dan memaki perempuan yang tidak berdaya.

Junita sedih dan menyesalkan sekali perlakuan tersebut, hingga dia menulis pengalaman pahit tersebut di Halaman Facebook miliknya.

Junita hanya ingin supaya petugas syahbandar dan aparat TNI yang berseragam lengkap itu memberikan perlindungan dan rasa aman terhadap penumpang atau keluarga yang mengantar penumpang, dia tidak ingin kejadian yang dia alami terjadi lagi kepada orang lain.

 

(EFG/REF)