Mengenal Suku Baduy: Dari Cara Bertahan Hidup Hingga Menjaga Aturan Adat

Mengenal Suku Baduy: Dari Cara Bertahan Hidup Hingga Menjaga Aturan Adat

24 Oktober 2019 Off By Fitri Febriani

NESIATIMES.COM – Berbicara tentang budaya Indonesia memang tidak ada habisnya. Banyak suku-suku yang tersebar dan memiliki banyak ragamnya dari Sabang hingga Marauke.

Salah satunya suku Baduy yang ada di Indonesia, sebutan baduy adalah pemberian dari peneliti Belanda yang melihat kemiripan masyarakat Badawi atau Badoin di Arab. Dahulu, karena warga disini sering berpindah-pindah mencari tempat untuk mereka tinggali.

Namun, ada yang mengatakan Baduy berasal dari sungai Cibaduy terletak di bagian utara Desa Kanekes. Lalu suku ini terbagi menjadi dua yaitu Baduy Luar dan Baduy Dalam. Perbedaan dari keduanya adalah dalam menjalankan aturan adat saat pelaksanaannya.

Masyarakat Baduy Luar kini telah terkontaminasi terhadap perkembangan zaman, karena menggunakan alat elektronik dan ada sebagian warga yang sudah tinggalkan tradisi dari suku baduy tersebut.

Selain itu Baduy Luar juga menerima tamu berasal dari luar Indonesia, dan diperbolehkan mengunjungi sampai menginap di salah satu rumah warga setempat.

Kemudian Baduy Dalam masih tetap berpegang teguh terhadap adat dan menjalankan aturan dengan baik, namun bagi wisatawan untuk mengunjungi perjalanan yang ditempuh hingga 7 jam sebelum tiba di Kampung Cibeo.

Suku Baduy hidup bersama alam di Pegunungan Kendeng, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Rangkasbitung, Banten. Wilayahnnya telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah daerah Lebak pada tahun 1990.

Mata pencaharian masyarakat suku Baduy berladang dan bertani hasilnya berupa kopi, padi dan umbi-umbian yang paling sering ditanam. Maka dari itu mempermudah mencari rezeki dalam kebutuhan sehari-hari.karena memiliki alam yang subur serta berlimpah.

Baduy juga mempunyai rumah adat sangat unik terbuat dari bambu dan kayu, untuk tetap menjaga kelestarian alam. Lalu, rumah dibangun dengan batu kali sebagai pondasi, karena itulah tiang-tiang terlihat tidak sama tinggi dengan yang lainnya.

Rumah suku Baduy dibangun saling berhadap-hadapan dan selalu menghadap utara atau selatan. Faktor sinar matahari juga yang menjadi pemilihan hanya dua arah saja.

Tradisi kesenian Baduy dikenal dengan budaya menenun yang dilakukan hanya perempuan saja. Ada mitos untuk laki-laki jika tersentuh alat menenun terbuat dari kayu akan berubah perilakunya menyerupai wanita.

Kain tenun yang telah dihasilkan digunakan dalam pakaian adat suku Baduy. Kain bertesktur lembut untuk pakaian namun tekstur kasar biasanya sebagai ikat kepala dan ikat pinggang.

Suku Baduy percaya mereka keturunan dari Batara Cikal salah satu dari tujuh dewa atau butara yang diturunkan ke bumi. Menurut kepercayaan warga Kanekes mempunyai tugas untuk menjaga keharmonisan.

(EFG/FITRI)