Nyaris Tewas, Gadis 16 Tahun Ini Dianiaya Hingga Digantung oleh Seorang Kades

Nyaris Tewas, Gadis 16 Tahun Ini Dianiaya Hingga Digantung oleh Seorang Kades

28 Oktober 2019 Off By Redaksi

MALAKA, NTT – Viral sebuah sebuah video dugaan penganiayan yang dilakukan oleh seorang oknum kepala desa tersebar di media sosial, pasalnya korban NB Dituding mencuri cincin, NB (16) warga Desa Babulu Selatan, Kecamatan Kobalima Malaka, NTT nyaris tewas dianiaya Kades Babulu Selatan PL.

Penganiayaan yang dilakukan oleh oknum kades PL tersebut disaksikan warga desa setempat, Gadis belia NB (16) diikat dan didudukan pada sebuah kursi plastik, tanganya diiikat kebelakang dan digantung pada regel polindes di dusun Beitahu.

Korban yang dianiaya oleh oknum Kades (Sumber: Istimewa)

Akibat penganiayaan yang dilakukan dengan main hakim sendiri tersebut korban dan keluarga besarnya tidak terima dengan perlakuan kades. Mereka (keluarga NB) akhirnya melaporkan kejadian tersebut, ke Polsek Kobalima, Kabupaten Malaka Propinsi NTT.

Dilansir dari timorpost, kejadian tersebut terjadi pada Rabu (16/10/2019) malam hingga jam 7 pagi.

NB diduga oleh kepala desa babulu selatan PL dan aparat desa mencuri cincin di rumah warga desa di dusun Beitahu.

Saat ditanya korban tidak mengaku, kemudian warga bersama kades mengambil sikap dengan cara menganiaya dan menggantung NB yang merupakan anak dibawa umur.

Penganiayaan yang dilakukan kades PL itu, sudah di luar batas. Tak seharusnya seorang pemimpin membina warganya dengan jalan kekerasan. Apalagi belum terbukti melakukan pencurian sebagaimana yang dituduhkan.

Dalam peristiwa penganiayaan tersebut, yang terlibat diantaranya kepala desa Babulu Selatan PL, dan MH, sementara dalam rekaman video pada kejadian tersebut juga disaksikan ML, FD serta masih banyak warga lainnya yang tak diketahui nama.

“Seharusnya kades laporkan ke Polisi, guna meminta keadilan dan penyidik, agar memproses sesuai dengan hukum yang berlaku,” tegas salah satu sumber yang tidak ingin disebutkan namanya.

Sementara Kades Babulu Selatan, PL, ketika dihubungi wartawan tidak merespon telepon dan SMS wartawan sekalipun.

 

(EFG/TH)