Pandji Sindir Muhammadiyah-NU Jauh dari Rakyat, Pemuda Muhammadiyah: Itu Ngawur dan Bodoh

Pandji Sindir Muhammadiyah-NU Jauh dari Rakyat, Pemuda Muhammadiyah: Itu Ngawur dan Bodoh

21 Januari 2021 Off By Redaksi

NESIATIMES.COM – Komedian Pandji Pragiwaksono menuai kecaman usai membandingkan riwayat FP* dengan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama mengenai kedekatan dengan masyarakat.

Pandji menilai bahwa Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama terlalu elitis dan jauh dari masyakrat, lain halnya dengan FP*.

Pada salah satu video yang berjudul ‘FP* Dibubarin Percuma?’ di kanal YouTube pribadi milik Pandji, ia sempat mengutip pernyataan Sosiolog, Tamrin Tomagola.

“Kata pak Tamrin Tomanggola, pintu ulama-ulama FP* terbuka untuk warga. Jadi orang mau dateng bisa.

Nah yang NU dan Muhammadiyah, karena terlalu tinggi dan elitis warga gak kesitu, warga ke nama-nama besar FP*,” ujarnya.

Menanggapi pernyataan kontroversional tersebut, Ketua Hukum dan HAM Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, menilai Pandji melontarkan ucapan yang ngawur.

“Pernyataan Pandji terkait Muhammadiyah dan NU yang jauh dengan masyarakat, pernyataan Pandji itu ngawur dan bodoh,” kata Razikin dalam keterangan resmi yang telah dikonfirmasi, Kamis (21/1/2021) dikutip dari CNN Indonesia.

Menurut Razikin kontribusi sosial milik FP* itu belum dapat menyeimbangi NU dan Muhammadiyah.

Ia mengatakan NU dan Muhammadiyah merupakan wajah dari ummat Islam Indonesia sesungguhnya.

Lebih lanjut, Razikin menyarankan Pandji perlu banyak membaca agar memahami peta sosial masyarakat Indonesia dan memahami sejarah terkait riwayat ormas NU dan Muhammadiyah di Indonesia.

Ia menilai ocehan Pandji yang asal-asalan itu dapat menimbulkan kemarahan kader-kader Muhammadiyah terutama yang sedang berjuang membantu masyarakat di Kalimantan Selatan dan Sulawesi Barat.

Meski demikian, Razikin menegaskan Pemuda Muhammadiyah tetap mengapresiasi kehadiran ormas apapun yang ingin berkontribusi di tengah masyarakat.

Ia turut mengajak Pandji untuk berlomba-lomba berbuat baik bagi masyarakat dan lebih peka terhadap situasi di dalam masyarakat.

Secara terpisah, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Sunanto mengatakan pihaknya memberi kesempatan bagi Pandji untuk tabayun dan membaca kembali sejarah.

(Leo/Ana)