Bersiap Ya! Penjualan Motor dan Mobil Bensin Bakal Dihentikan, Ini Waktunya

Bersiap Ya! Penjualan Motor dan Mobil Bensin Bakal Dihentikan, Ini Waktunya

17 Oktober 2021 Off By Redaksi

NESIATIMES.COM – Pemerintah berencana untuk menghentikan penjualan kendaraan bermotor berbahan bakar bensin.

Hal tersebut merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan nol emisi karbon atau net zero emission (NZE) pada 2060.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menargetkan penyetopan tersebut berlaku bertahap sejak tahun 2040.

“Di tahun 2040, bauran EBT sudah mencapai 71% dan tidak ada PLT Diesel yang beroperasi,” paparnya, Kamis (14/10/2021), seperti dikutip dari detikfinance.

“Lampu LED 70%, tidak ada penjualan motor konvensional, dan konsumsi listrik mencapai 2.847 kWh/kapita,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Arifin menyebut pihaknya telah menyiapkan peta jalan transisi menuju energi netral mulai tahun 2021 sampai 2060.

Ia menyatakan pemerintah akan mewujudkan lima prinsip yakni peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dan pengurangan energi fosil.

Kemudian kendaraan listrik di sektor transportasi, peningkatan pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan industri, serta pemanfaatan Carbon Capture and Storage (CCS). 

Mulai pada tahun 2021 ini, pemerintah akan mengeluarkan regulasi dalam bentuk Peraturan Presiden terkait EBT dan retirement coal.

Dia menyebut tidak ada tambahan PLTU baru kecuali yang sudah berkontrak serta yang kini sudah dalam tahap konstruksi.

Selanjutnya pada tahun 2022, akan ada Undang-Undang EBT dan penggunaan kompor listrik untuk 2 juta rumah tangga per tahun.

Pada tahun 2024, akan hadir pembangunan interkoneksi, jaringan listrik pintar (smart grid), dan smart meter.

Kemudian bauran EBT mencapai 23 persen yang didominasi PLTS akan hadir pada tahun 2025.

Lalu pada tahun 2027, pemerintah memberhentikan stop impor LNG dan pada 2030 42% EBT didominasi dari PLTS.

Artinya, jaringan gas sudah menyentuh 10 juta rumah tangga, serta kendaraan listrik sebanyak 2 juta (mobil) dan 13 juta (motor).

Kemudian juga penyaluran BBG 300 ribu, pemanfaatan Dymethil Ether dengan penggunaan listrik sebesar 1.548 kWh/kapita.

Pada tahun 2031, jelas Arifin, semua PLTU tahap pertama subcritical akan mengalami pensiun dini dan sudah ada interkoneksi antar pulau mulai COD di tahun 2035.

Hal itu dengan konsumsi listrik sebesar 2.085 kWh/kapita sam bauran EBT mencapai 57% dengan didominasi PLTS, Hydro, dan Panas Bumi.

Selanjutnya, pada tahun 2040, bauran EBT ditargetkan mencapai 71%, tidak ada PLT Diesel yang beroperasi, serta Lampu LED 70%.

Selain itu, pemerintah juga berencana meniadakan penjualan motor konvensional serta konsumsi listrik telah mencapai 2.847 kWh/kapita.

Arifin menuturkan, pemerintah juga mempertimbangkan penggunaan energi nuklir dan merencanakan pembangunan dengan kapasitas 35 GW pada tahun 2045 sampai 2060.

Sementara pada tahun 2050, pemerintah menargetkan bauran EBT sudah mencapai 87%, tidak melakukan penjualan mobil konvensional, serta konsumsi listrik mencapai 4.299 kWh/kapita.

Sehingga harapannya pada tahun 2060 bauran EBT telah mencapai 100% yang didominasi PLTS dan Hydro.

Serta penyaluran jaringan gas sebanyak 23 juta sambungan rumah tangga, kompor listrik 52 juta rumah tangga, dan penggunaan listrik di angka 5.308 kWh/kapita.

(Mel/Rah).