Polisi Ungkap, Kronologi dan Penyebab Kecelakaan Maut Bus Sri Padma di Sumedang

Polisi Ungkap, Kronologi dan Penyebab Kecelakaan Maut Bus Sri Padma di Sumedang

12 Maret 2021 Off By Redaksi

NESIATIMES.COM — Setidaknya 27 orang tewas di lokasi kejadian akibat kecelakaan maut yang melibatkan Bus Padma Kencana nopol T 7951 TB.

Direktur Penegakan Hukum Korlantas Polri Brigjen Pol Kushariyanto menjelaskan kronologi kejadian nahas di Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat itu.

Berdasarkan analisa sementara peristiwa itu terjadi sekitar pukul 18.30 WIB, Rabu (10/3/2021).

Kushariyanto menceritakan kejadian berawal saat bus hilang kendali hingga terbanting dan terperosok ke jurang.

Kondisi jalan yang menurun panjang serta menikung juga membuat bus bus bergoyang sebelum akhirnya mengalami kecelakaan.

Oleh karenanya, sopir membanting stir ke kiri kemudian memutar dan mengenai guardrail (pagar pengaman jalan).

“Jadi dari kepala posisi di depan dia langsung menjadi terbalik,” kata Kushariyanto di lokasi kecelakaan, Kamis (11/3/2021) dikutip dari INDOZONE.

Adapun sejauh ini menurut Kushariyanto, keterangan itu masih dugaan sementara karena pihaknya masih melakukan penyelidikan di lokasi dengan metode Traffic Accident Analysis (TAA).

Kemudian, Kushariyanto menambahkan satu faktor yang menyebabkan bus hilang kendali yakni kelebihan muatan penumpang.

Hal ini terlihat pada jumlah penumpang yang tidak sebanding dengan jumlah tempat duduk.

Kondisi penumpang saat itu ada 66 orang padahal kursi yang tersedia hanya 62 atau 63.

Lalu, melihat ukuran jalur alternatif yang menghubungkan Kabupaten Garut dan Sumedang melalui kawasan Wado itu memang tidak seharusnya bus besar melintas.

Pasalnya, lebar ukuran jalan tersebut kurang lebih hanya enam meter.

“Kalau kendaraan besar sesungguhnya tidak diperkenankan ke jalur ini,” kata Hery.

Kushariyanto menduga sopir bus tidak mengenali kontur jalan dan ukuran jalur yang akan ia lalui.

Ia juga menduga sopir menggunakan aplikasi peta daring untuk menentukan jalan menuju Kabupaten Subang.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Hery Antasari menjelaskan penumpang bus terdiri atas pelajar dan orang tuanya.

Besarannya sekitar 70 persen merupakan orang tua pelajar dan 30 persen merupakan pelajar.

Mereka hendak kembali menuju Kabupaten Subang setelah berziarah ke kawasan Tasik dan berwisata ke Pangandaran.

(Mel/Mel)