Prabowo Sowan ke Megawati, Rekonsiliasi atau Negosiasi?
24 Juli 2019NESIATIMES.COM,- Ada pemandangan yang dirasa cukup menarik dalam dunia perpolitikan di Indonesia saat ini. Belum menginjak satu bulan setelah Joko Widodo (Jokowi) dan K. H Ma’ruf Amin ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih pasca putusan MK, sudah ada dua momentum yang begitu langka di mata publik dalam sepekan ini.
Momentum ketika Presiden Jokowi bertemu dengan lawannya Prabowo Subianto pada pertarungan pilpres tahun ini. Pertemuan itu menjadi peristiwa yang sangat dirindukan oleh masyarkat Indonesia, Bahkan ada juga yang berasumsi bahwa pertemuan tersebut menjadi babak final dalam drama pilpres lima tahun ke depan. Tapi, tak sedikit pula yang beranggapan bahwa pertemuan itu menjadi suatu hal yang membuat kecewa para pendukung, simpatisan, bahkan relawan yang telah berjuang demi jagoan yang mereka dukung.
Alhasil, pertemuan itu akhirnya bersambung dalam babak baru yang kita saksikan sama – sama di siang hari ini,Rabu(24/7/19). Prabowo ditemani Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani dan Ketua DPP Partai Gerindra Edhy Prabowo merapat ke kediaman Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Megawati ditemani dua anaknya yakni, Puan Maharani dan Prananda Prabowo, beserta Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Tanpa didampingi Jokowi, yang tengah memiliki agenda kenegaraan yakni menyambut Putra Mahkota Abu Dhabi His Royal Highness Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan di Bandara Internasional Soekarno – Hatta, Tangerang. Megawati mengawali pertemuannya bersama Prabowo dengan mengajak makan siang, sekaligus temu kangen pada kontestasi pilpres 2009 lalu. Seolah – olah dunia dibuat yakin bahwa ini merupakan langkah nyata bagi Prabowo untuk berekonsiliasi bersama – sama membangun negeri.
Namun, ada yang beranggapan pula bahwa Prabowo seolah-olah sedang bernegosiasi kepada PDI-P dan berharap dimasukkan ke dalam jajaran menteri bersama partai koalisi. Di samping itu, pertemuan ketua umum partai koalisi pendukung Jokowi – Amin yang berkumpul tanpa kehadiran perwakilan dari PDI-P, dinilai menjadi sinyal kuat bahwa sedang ada kejanggalan di dalam koalisi partai pengusung Jokowi.
Lantas, motif seperti apa yang sedang dibangun oleh Prabowo, apakah hanya membangun rekonsiliasi untuk kepentingan negeri atau negosiasi jatah menteri. Lalu bagaimanakah nasib koalisi partai pengusung Jokowi, tetap bersatu atau harus memberi ruang bagi pendatang baru?
(EFG/ PC)